PENGERTIAN LAPORAN-JENIS LAPORAN-BENTUK DAN LANGKAH MEMBUAT LAPORAN
Pengertian Laporan
Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu
organisasi karena dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan dan
bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya
hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa hubungan
antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin baik
maka akan bisa mewujudkan suatu sistem delegation of authority dan
pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan efisien dalam
organisasi.
Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang
suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu
berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang
disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang
dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri)
ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.
Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang
digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak
berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan,
melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan
yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan
kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari,
kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu
badan atau suatu tugas.
Jenis Laporan
Laporan dapat digolongkan menurut :
1. Maksud pelaporan
Laporan
informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah
pemberian informasi yang akurat dan terinci.
Laporan
rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga
menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul
yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap
diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
Laporan
analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa
pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam.
Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
Laporan
Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang
sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat
evaluatif).
Laporan
Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah
secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak.
Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
Bentuk Laporan
Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang
memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
Laporan
berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo,
sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
Laporan
berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat
dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo
pengantar.
Laporan
berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan
memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus
dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah
dilakukan.
Laporan
berbentuk formulir.
Laporan
berbentuk buku.
Langkah-langkah dalam pembuatan laporan
Laporan merupakan hal yang sangat penting sehingga
pembuatan laporan haruslah tepat, adapun ketepatan tersebut harus melalui
prosedur-prosedur yang tepat pula di mana prosedur pembuatan laporan mencakup
tujuh pokok langkah sebagai berikut :
A. Pengumpulan data dan fakta
Laporan yang tepat adalah laporan yang lengkap data yang
dibutuhkan maupun memuat fakta yang akurat, misalnya data dan fakta mengenai :
Jumlah surat keputusan yang telah
dikeluarkan perusahaan dalam jangka waktu satu bulan.
Bentuk dan struktur organisasi
perusahaan.
Jumlah tenaga kerja per bagian.
Rencana pemakaian anggaran finansial
dan sebagainya.
Agar data dan fakta tersebut nyata dan dapat dipercaya
maka pengumpulannya harus melalui cara-cara sebagai berikut :
a. Melakukan observasi dan pengamatan sebelum dilakukan
perencanaan penelitian yang mantap dan matang.
b. Mengadakan wawancara bagi data dan fakta yang
memerlukan dukungan pendapat yang objective.
c. Melakukan penyebaran daftar pertanyaan baik dengan
sistem sampel maupun dengan sistem yang lainnya.
B. Pemindahan tabulating data dan fakta
Setelah melakukan pengumpulan data secara acak atau kasar
mengenai observasi atau penelitian yang dilakukan maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pemilihan data dan fakta tersebut. Pemilihan data tersebut
bisa dilakukan dengan cara :
Pemilihan data berdasarkan
pembedaan cakupan yang diteliti yaitu data tersebut apakah menyangkut personal
perusahaan, finansial maupun pelaksanaan rencana.
Dibeda-bedakan menurut peristiwa dan
dampaknya.
Dibeda-bedakan menurut gambar, grafik
maupun tabel.
Melakukan tabulating yaitu mengumpulkan
data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang masing-masing menjadi suatu
daftar atau tabel sehingga tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat,
sehingga bisa memberikan analisa yang rasional, objektif dan menunjukkan
logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan dampaknya.
C. Membuat kerangka laporan
Pembuatan kerangka laporan sangat diperlukan karena dalam
kerangka ini termasuk juga didalamnya pemaparan mengenai bab-bab laporan yang
dibuat ataupun inti masalah yang dirangkum dalam suatu laporan. Pada dasarnya
kerangka laporan mencakup 4 bagian pokok yaitu :
Pertama : Pendahuluan
Dengan melihat isi pendahuluan pembaca bisa mengetahui :
a. Maksud dan tujuan pembuatan laporan.
b. Maslah yang akan dibahas.
c. Batasan masalah.
d. Sistematika penulisan laporan.
e. Pendekatan penyelesaian yang digunakan.
Kedua : Tubuh Laporan
Dalam tubuh laporan inilah yang merupakan pembahasan
maupun penyelesaian masalah yang dikemukakan,karena :
a. Di dalamnya terpapar segala data dan fakta yang telah
dipisah-pisahkan menurut kepentingan penyelesaian.
b. Terdapat analisa si pelapor.
c. Terdapat hasil penyelesaian masalah dan kemudian
ditarik kesimpulan dan saran dari si pelapor.
Biasanya bagian tubuh laporan ini yang merupakan bagian
terpanjang dari keseluruhan laporan, oleh karenanya bagian ini biasanya
terbagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian, misalnya terdiri dari :
Permasalahan.
Batasan masalah.
Hipotesa.
Latar belakang teori.
Bagian (part).
Bab-bab (chapters).
Sub bab-sub bab (section) dan
sebagainya.
Ketiga : Saran-saran
Saran-saran disini sudah terangkum semua penyelesaian
masalah secara tegas tanpa memberikan alternatif-alternatif pilihan lagi.
Biasanya pada laporan survei, saran-saran tersebut dimasukkan ke dalam tiap
akhir uraian pada tiap-tiap akhir bab atau bisa juga dapat sekaligus disatukan
sebagai bab terakhir dari seluruh laporan.
Keempat : Konklusi dan Penutup
Konklusi dan penutup sebagai logika dari hubungan
korelasi antara data, fakta dan analisa. Adapun konklusi ini bisa juga
dijadikan kedalam satu bab dengan bab saran-saran karena saran-saran tersebut
merupakan pencerminan kesimpulan yang jelas tanpa pemberian alternatif lagi.
Sedangkan pada penutup disamping tercermin penegasan logika juga berupa
penegasan saran-saran atau harapan penyempurnaan kegiatan-kegiatan selanjutnya
serta implementasi dan follow up dari semua ide-ide yang terpapar.
No comments:
Write comments